Kemenperin dan AHM Perkuat Pendidikan Vokasi di DKI Jakarta dan Banten
Roda2makassar.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan PT Astra Honda Motor (AHM) semakin memperkuat pendidikan vokasi yang link and match dengan dunia industri dengan mengembangkan 11 SMK Pilot Project di provinsi DKI Jakarta dan Banten. Sekolah tersebut akan mengimplementasikan kurikulum teknik dan bisnis sepeda motor Astra Honda.
Upaya penguatan pendidikan vokasi oleh Kemenperin dan AHM ini ditandai dengan penyerahan bantuan 11 unit sepeda motor, 11 set Special Tools, dan Materi Ajar dari AHM kepada 11 SMK binaan Honda dalam rangkaian acara Peluncuran Program Vokasi Industri Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Penyerahan bantuan secara simbolis disampaikan oleh General Manager Human Resource Division AHM Lucas Prana Sunarja kepada salah satu kepala sekolah SMK tersebut di Cilegon, Banten (5/4). Kemenperin juga akan membantu pengembangan sarana pendukung untuk program vokasi industri ini.
Peluncuran Program Vokasi Industri di DKI Jakarta dan Banten ini disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy.
Sejak 2016, Kemenperin dan AHM telah menjalin kerjasama pengembangan Program Pendidikan Vokasi Industri untuk membangun link and match antara SMK dengan industri di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Melalui penambahan kerjasama di wilayah DKI Jakarta dan Banten, total SMK Pilot Project Kemenperin dan AHM telah mencapai 69 SMK.
Deputy Head of Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan penguatan dan perluasan kerjasama pendidikan vokasi SMK dengan Kemenperin ini diharapkan dapat mempercepat revitalisasi pendidikan vokasi melalui materi ajar dan praktik kerja yang link and match dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi terkini di dunia industri.
“Kerjasama Kemenperin dan AHM dalam penguatan pendidikan vokasi SMK ini sejalan dengan langkah kami dalam membina sekitar 665 SMK binaan di 31 provinsi melalui implementasi Kurikulum Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) Astra Honda. Kami berharap kerjasama ini dapat semakin meningkatkan kualitas tenaga terampil generasi muda yang kompetitif dalam bidang teknik sepeda motor,”ujar Muhibbuddin.
Dalam upaya mewujudkan SDM yang berkompetensi sesuai dengan tujuan dari program vokasi, AHM bersama jaringan main dealer seluruh Indonesia secara berkelanjutan melakukan berbagai pelatihan dan uji kompetensi secara intensif dengan materi yang selalu diperbaharui sesuai perkembangan teknologi dan tren usaha terkini. Para siswa SMK yang mengikuti program ini ditempa dengan materi-materi yang terintegrasi untuk mengasah kompetensi teknik maupun non teknik.
AHM juga turut melakukan pelatihan dan sertifikasi kepada para guru produktif agar bisa mendistribusikan materi kepada para siswa yang sesuai dengan kebutuhan industri. Keseluruhan kurikulum TBSM Astra Honda dikembangkan secara sistematis dan terstruktur, baik dari sisi kurikulum, peningkatan kompetensi para pengajar dan siswa , hingga standardisasi fasilitas ruang praktik bagi peserta didik.
Baca juga
- Kenapa Marc Marquez memakai Merek Monster di Ducati Lenovo
- Marc Marquez dan Francesco Bagnaia Luncurkan livery Ducati MotoGP 2025
- Gresini Perkenalkan livery MotoGP 2025 di Imola
- New Honda PCX160 Resmi Dilaunching di Makassar
- Teknologi Honda Roadsync Bantu Pengendara Tetap Cari Aman
- Resiko Jorge Martin dengan Memilih No. 1 MotoGP
- Tim Pertama, Trackhouse Perkenalkan livery MotoGP 2025
- Alasan Carlo Pernat Berhenti sebagai Manajer Enea Bastianini
- Gigi Dall’Igna Peringatkan Bos Baru Honda MotoGP: ‘Ini tidak Mudah’
- Berita Terbaru, KTM berencana hengkang dari MotoGP Musim 2026
- Jegal Jorge Lorenzo, Marc Marquez Sarankan Honda Mengontraknya
- Content Creator Otomotif Tes Keiritan New Honda Scoopy, Hasilnya!
- Gresini Mengeluh: Banyak Sponsor, tapi Tidak Ada yang Besar
- Isu Muncur dari MotoGP, KTM “tidak mau lepas gas”
- Bos Ducati MotoGP ungkap masalah sebenarnya untuk 2025