Honda New CBR250RR Kembali Kalah Dari Ninja, Strategi Serangan Harus Diubah
Sore Pembaca sekalian.
Peta penjualan motor untuk bulan 3 memang tidak mengalami banyak perubahan, seperti bulan-bulan sebelumnya, Honda masih menguasai dengan pangsa pasar sebesar 75,65% dan pastinya dikuasai oleh segmen metik atau skutik.
Namun sebenarnya honda masih belum bisa bernafas lega disegemen lain, dan segmen itu adalah kelas 250 cc double selinder dengan lawan tangguh yaitu Kawasaki Ninja 250 R serta sang raja ekspor Yamaha Yzf R25.Sudah 2 bulan Honda CBR250RR ini takluk dari Kawasaki Ninja 250, yaitu dibulan Februari yang hanya terjual 1.002 unit dibanding kawasaki sebesar 1.727 unit dan bulan Maret kemarin dimana CBR terjual turun menjadi 726 unit dan Ninja 250 sebanyak 1.579 unit.
Beberapa pertanyaan dan pernyataan pun muncul dikepala R2M, kenapa CBR250RR yang begitu mendominasi ARRC ini sampai harus kalah dari Ninja 250? lantas kenapa bulan Januari 2017 cukup mampu menyerap pasar jauh melebihi Ninja namun makin kesini makin turun? dan akhirnya pernyataanpun muncul di otak.
Yang paling mendominasi penyebab ini menurut R2M adalah faktor edukasi dan promosi kepada masyarakat, memang promosi sudah berjalan, baik di media cetak dan elektronik, namun belum bisa secara penuh menyentuh ke pelosok yang justru bagi R2M adalah pasar besar bagi kubikasi 250 ini.
Didalam dan sudut kota Makassar memang sudah banyak iklan dan poster bertebaran, namun itu belum cukup, siluet CBR tersebut kurang memberikan info yang tepat, hanya menunjukkan gambar yang kurang makna bagi yang melihat.lebih parah lagi bagian pedalaman atau diluar kota Makassar, promo tentang Honda CBR250RR ini sangat minim sekali.
Nah, yang selanjutnya adalah strategi Honda yang mengeksklusifkan produk ini. Seperti diketahui bahwa Dealer yang bisa menjual motor ini hanyalah dealer berlabel Wing yang kalau di Sulawesi Selatan sendiri hanya terdapat 2 dealer, yaitu Astra Motor Alauddin dan Tunas Dwipa Matra Palopo. Bandingkan dengan Kawasaki Ninja 250, bahkan dealer Campur-campur pun bisa menjual produk ini, dealer kecil dengan segmen pasar metik atau bebekpun bisa memajang unit ini untuk jual kepada masyarakat.
Kedua hal ini sebenarnya juga saling terkait, Dengan limitasi dealer penjual, otomatis motor ini pun kurang diperkenalkan kepada masyarakat luas. Jadi kira-kira solusinya gimana? yang perubahan strategi marketing misalnya, biarlah dealer kecil menjual motor ini dengan tetap merujuk ke delaer Wing sebagai tempat layanan servis, atau minimal dealer kecil dipelosok bisa memajang unit untuk dipertontonkan secara langsung kepada para calon konsumen metik atau bebek, toh nantinya mereka akan naik kelas dengan meminang motor ini.
baca juga
- Isu Muncur dari MotoGP, KTM “tidak mau lepas gas”
- Bos Ducati MotoGP ungkap masalah sebenarnya untuk 2025
- Para Juara Honda Kumpul Bareng Konten Kreator
- Yamaha Aerox Alpha Turbo Siap Dominasi Sport Scooter Indonesia
- Uni Eropa Selidiki akuisisi MotoGP oleh Liberty Media
- Teknisi AHASS Jadi Juara Umum Kompetisi Level Asia Oceania 2024
- QJMotor SRK 1000RR 161BHP, Memiliki Aura MV Agusta
- Pengamat : Marc Marquez ingin menguasai garasi Ducati
- Bos KTM Tanggapi rumor Lewis Hamilton akan membeli tim MotoGP
- Herjun Atna Firdaus Kunci Juara ARRC 2024
- Isu Bangkrut, Kenapa KTM Tetap Bertahan di MotoGP 2025
- New Honda PCX160 2025 Meluncur, Berikut Harganya
- Masalah keuangan KTM semakin parah
- KTM Berupaya Mencegah Kebangkrutan dengan Restrukturisasi
- Terungkap: Kekayaan bersih Marc Marquez yang mencengangkan